Sisi News

Berbicara mengenai mobil listrik, salah satu hal menarik pada Electric Vehicle (EV) ini adalah teknologi dan jenis baterai yang disematkan.

Kemudian, apa saja jenis-jenis baterai mobil listrik?

Dikutip dari laman Wuling, berikut adalah penjelasan mengenai jenis baterai yang sering digunakan pada mobil listrik.

1. Lithium-ion (Li-ion)

Selain digunakan untuk mobil listrik, jenis baterai ini telah digunakan juga pada perangkat elektronik seperti handphone dan laptop.

Kelebihan Lithium-ion adalah memiliki efisiensi energi yang tinggi, dapat diisi daya dengan lebih cepat, memiliki masa pakai yang lebih lama, hingga kepadatan daya yang lebih tinggi.

Namun, baterai Lithium-ion memiliki kelemahan, yaitu terkait masalah harga karena biayanya dapat mencapai 40-50 persen dari harga mobil listrik itu sendiri.

2. Nickel-Metal hydride (NiMH)

Baterai ini menggunakan hidrogen sebagai media penyimpanan energi, dengan nikel dan logam lain.

Bahan tersebut berfungsi sebagai elektroda yang menjaga aliran ion hidrogen.

NiMH banyak digunakan pada kendaraan listrik hybrid atau Hybrid Electric Vehicle (HEV).

Baterai NiMH tidak mendapatkan daya dari sumber eksternal. Proses pengisian baterai ini tergantung pada kecepatan mesin, pergerakan roda, dan pengereman regeneratif.

Kelebihan dan NiMH adalah umur pakai yang lebih lama dibandingkan dengan baterai lithium-ion.

Namun terdapat juga kelemahan pada baterai ini antara lain biaya yang relatif tinggi, tingkat pelepasan daya sendiri yang tinggi, dan kemampuan menghasilkan panas yang tinggi.

3. Lead Acid

Baterai SLA (lead-acid) adalah baterai isi ulang yang telah hadir sejak lama.

Berbeda dengan lithium dan NiMH, baterai ini memiliki kapasitas yang lebih rendah dan berat yang lebih besar.

Kendati demikian, baterai SLA memiliki kelebihan berupa harga yang relatif terjangkau dan tingkat keamanan yang tinggi.

Kini tengah dilakukan pengembangan baterai SLA berkapasitas besar untuk disematkan pada mobil listrik.

Namun, saat ini SLA baru digunakan pada kendaraan komersial sebagai sistem penyimpanan sekunder.

Baca Juga: 120 Ribu Unit Honda Sedan hingga SUV Kena Recall, Potensi Rem Blong

4. Baterai Solid-State

Baterai Solid-State adalah inovasi yang menghilangkan elektrolit cair berat yang biasa terdapat dalam baterai Li-ion.

Elektrolit cair tersebut akan digantikan dengan elektrolit padat seperti gelas, keramik, atau bahan padat lainnya.

Meskipun struktur solid-state mirip dengan lithium-ion, namun dengan dihilangkannya elektrolit cair, baterai ini dapat memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi dan ukuran yang lebih kecil.

Meskipun baterai solid-state masih tergolong baru dalam industri otomotif mobil listrik, namun baterai ini telah digunakan selama beberapa tahun pada perangkat kecil seperti alat pacu jantung, hingga teknologi RFID.

Baterai solid-state diharapkan dapat meningkatkan performa kendaraan listrik.

Dengan kapasitas yang sama dengan lithium-ion, diharapkan solid-state memiliki kapasitas antara dua hingga sepuluh kali lipat lebih besar.

5. Baterai Nickel-Cadmium

Jenis baterai ini memiliki kelebihan seperti kepadatan penyimpanan yang signifikan dan usia pakai sekitar 500-1000 kali siklus pengisian daya.

Sayangnya, baterai ini memiliki bobot yang cukup berat dan juga rentan terhadap penurunan kinerja.

Baterai yang sempat disematkan dalam produksi kendaraan listrik pada tahun 1990-an ini harus dilarang edar karena mengandung bahan beracun, yaitu kadmium.

6. Ultracapacitor

Baterai ini sangat cocok digunakan sebagai penyimpanan sekunder pada kendaraan listrik.

Bekerja dengan menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit, baterai dapat memberikan energi tambahan pada kendaraan listrik saat melakukan akselerasi dan pengereman regeneratif.

Namun, baterai jenis ini harus ditinggalkan karena telah hadir jenis baterai yang lebih efisien dalam sisi performa, siklus hidup, dan harga.

7. Ternary Lithium-ion (NMC)

Baterai NMC merupakan salah satu mobil listrik yang paling populer di pasar otomotif.

NMC memiliki kelebihan seperti kapasitas tinggi, tegangan tinggi, stabilitas termal baik, dan biaya rendah dibandingkan dengan baterai Li-ion lainnya.

Baterai ini juga mengandung nikel yang merupakan elemen penting untuk meningkatkan performa baterai Li-ion.