Sisi News

Kekurangan kalium atau hipokalemia adalah ketika seseorang memiliki kadar kalium yang rendah dalam tubuhnya.

Kekurangan kalium terjadi ketika tubuh kehilangan banyak cairan, seperti ketika muntah kronis, keringat berlebihan, diare, atau kehilangan darah.

Kalium merupakan mineral yang berfungsi untuk mengatur cairan dalam tubuh, membantu otot, dan membantu saraf bekerja dengan baik.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Oksigen Alami di Ruangan, Cocok Untuk Penghuni Apartemen

Dilansir dari Halodoc, kekurangan kalium atau hipokalemia dapat menimbulkan beberapa gejala, sebagai berikut.

Gejala pertama adalah mengalami kedutan atau kram pada otot. Berdasarkan jurnal dari The Annals of Surgery, hipokalemia dapat menyebabkan kram otot atau kontraksi otot yang tidak terkendali.

Gejala berikutnya adalah sembelit, kembung atau sakit perut. Ketika kadar kalium dalam darah menurun, otak tidak dapat menyampaikan sinyal secara efektif.

Alhasil, kontraksi pada sistem pencernaan menjadi lemah dan memperlambat pergerakan makanan, sehingga menyebabkan sakit perut, kembung atau sembelit.

Gejala ketiga kurangnya kalium adalah tubuh seseorang akan merasakan sensasi mual dan muntah.

Kemudian, gejala hipokalemia lainnya adalah jantung berdebar tidak normal atau palpitasi. Palpitasi dapat menjadi pertanda kekurangan kalium.

Menurut data kesehatan Harvard School of Public Health, kalium berperan penting dalam sistem fungsi tubuh, seperti pencernaan dan kontraksi otot.

Gejala kelima dari hipokalemia adalah sering terasa haus dan sering buang air kecil. Kekurangan kalium dapat merusak fungsi ginjal untuk mengolah urin, sehingga intensitas buang air kecil meningkat.

Tidak hanya itu, kekurangan kalium juga diiringi rasa harus yang berlebihan atau dikenal dengan istilah polidipsia.

Terakhir, gejala hipokalemia adalah mati rasa atau kesemutan. Berperan penting untuk sistem saraf, kurangnya kadar kalium dapat melemahkan sinyal saraf dan menyebabkan mati rasa atau kesemutan.

Sekedar informasi, kadar kalium yang normal dalam tubuh berkisar antara 3,5-5 mEq/L. Apabila angka menunjukkan 2,5 mEq/L, Anda harus waspada karena itu dapat menyebabkan hipokalemia.