Sisi News

Bagi beberapa orang, makanan pedas dapat meningkatkan selera makan. Rasa bagaikan membakar lidah membuat orang ketagihan untuk memakannya terus menerus. Namun, pernahkah kamu membayangkan apa yang terjadi di tubuh kamu saat makan pedas? Apakah akan berbahaya?

Mengutip HuffPost, beberapa waktu lalu viral tentang tren One Chip Challenge di TikTok yaitu makan keripik yang sangat pedas dari perusahaan Paqui. Dalam beberapa kasus, challenge ini menelan beberapa korban karena tidak dapat bertahan melawan rasa pedasnya.

Kemudian, timbulah beberapa pertanyaan tentang makanan pedas itu sendiri apakah dapat menyebabkan kematian? Penting buat kamu untuk mengetahui bagaimana cara tubuh merespon rasa pedas dan mengetahui cara menghindarinya.

Reaksi Tubuh Saat Makan Pedas

Dr, Lisa Ganjhu ahli gastroenterologi di NYU Langone Health menjelaskan kalau bumbu yang menimbulkan rasa pedas memiliki kandungan capsaicin. Senyawa ini lah yang dapat memberikan rasa seperti membakar lidah.

Banyak reaksi tubuh kamu saat makan pedas seperti; berkeringat, mulut terbakar, kesemutan di bibir, dan lainnya. Rupanya hal tersebut ialah cara tubuh untuk mendinginkan diri terhadap senyawa capsaicin tersebut.

Baca juga: Mitos-mitos yang Berkaitan dengan Usus Buntu, Simak Penjelasan Secara Medis

Perlu dicatat bahwa setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap rasa pedas. Toleransi tersebut bergantung pada beberapa faktor seperti genetik, pengalaman, dan selera makanan. Selain itu, jika kamu makan pedas secara terus menerus akan membuat tubuh lebih tolerasi terhadap rasa ini.

Apakah Makanan Pedas Buruk Bagi Kesehatan?

Menambahkan dari Healthline, makanan pedas tidak dapat berdampak fatal pada kesehatan apalagi sampai membunuh. Namun, akanan pedas dapat berdampak pada kesehatan jika kamu memiliki penyakit maag. Makanan ini juga dapat menyebabkan iritasi pada saluran kemih yang menyebabkan sinus.

Oleh karena itu, kamu harus kenali batas toleransi pedas kamu. Tidak ada salahnya untuk makan pedas, tetapi kamu juga harus memperhatikan kesehatan kamu. Penting untuk tetap berkonsultasi pada dokter atau ahli tentang kebiasaan makan ini dan dampaknya pada tubuh kamu.