Sisi News

Sisi News – Stres memang dapat diderita oleh siapa saja dan kapan saja. Dampaknya pun tidak main-main, stres dapat  menimbulkan berbagai penyakit. Bahkan menurut penelitian terbaru, kondisi ini dapat menurunkan IQ dari sang calon bayi.

Mengutip dari New York Post, stres pada tahap akhir kehamilan dapat menurunkan kecerdasan bagi calon bayi laki-laki bahkan sebelum mereka dilahirkan. Hal tersebut terjadi terutama saat memasuki trimester ketiga kehamilan.

Studi dari Journal of Neuroendocrinology menjelaskan bahwa, hormon kortisol merupakan hormon yang berperan bagi tubuh untuk merespon stres. Selama masa kehamian, kadar kortisol meningkat dan biasanya ibu yang hamil anak perempuan dapat mengeluarkan hormon ini lebih banyak daripada ibu hamil anak laki-laki.

“Hasil kami menunjukkan bahwa anak perempuan mungkin lebih terlindungi oleh aktivitas 11beta-HSD2 plasenta, sedangkan anak laki-laki mungkin lebih rentan terhadap paparan kortisol fisiologis ibu sebelum melahirkan,” jelas Dr Anja Fenger Dreyer, selaku penulis utama studi tersebut.

Baca juga: Bahaya Asap Rokok pada Ibu Hamil, Begini Penjelasannya.

Menambahkan dari BBC Science Focus, banyaknya kortisol pada trimester ketiga kehamilan dapat berdampak pada fungsi kognitif calon anak. Dalam penelitian tersebut menyebutkan, ibu yang hamil anak perempuan cenderung mengeluarkan hormon ini lebih banyak kemudian dikontrol oleh enzim di plasenta. Enzim ini mengubah kortisol menjadi hormon tidak aktif atau yang dikenal juga sebagai kortison.

Selanjutnya, catatan bagi ibu yang hamil bayi laki-laki. Calon bayi laki-laki lebih rentan terhadap paparan kortisol karena tidak bisa mendapatkan manfaat dari perlindungan enzim tersebut. Dengan kata lain, bayi laki-laki yang terpapar tingkat kortisol yang lebih tinggi akan memiliki IQ yang rendah akibat tidak adanya perlindungan enzim tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk ibu hamil terutama yang mengandung anak laki-laki untuk mengontrol tingkat stres selama kehamilan. Hal tersebut tentu untuk menghindari kemungkinan terburuk yang terjadi kepada calon bayi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, namun apabila tidak kunjung berhenti juga, kamu bisa mengunjungi dokter atau ahli.