Sisi News

Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang USD terus mengalami pelemahan. Imbasnya, nilai tukar USD/IDR semakin kuat hingga mencapai level Rp15.324 pada perdagangan hari Selasa (22/08/2023), dikutip dari Investing.

Banyak faktor yang mempengaruhi pelemahan nilai tukar Rupiah. Salah satunya adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral AS atau The Fed.

The Fed tampaknya belum akan menurunkan tingkat suku bunga acuan AS. Saat ini suku bunga acuan negeri Paman Sam tersebut berada di level 5,25%-5,5%. Dimana suku bunga AS sekarang ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2001, sebagaimana dikutip dari Trading Economics.

Baca Juga: Pencucian Uang $1 Miliar di Singapura Melibatkan Banyak Negara

Di Indonesia sendiri, Bank Indonesia juga masih menetapkan suku bunga acuan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 5,75%. Jika dilihat dari grafik, tren kenaikan USD/IDR masih akan terus berlanjut menuju level Rp16.000.

Bagi investor mata uang asing, area Rp15.500-Rp16.000 dapat menjadi patokan yang tepat untuk menjual Dolar AS. Pelemahan Rupiah tidak terjadi pada mata uang asing lainnya, seperti Dolar Australia.

Saat ini, nilai tukar AUD/IDR sedang berada dalam tren pelemahan. Data dari Investing menunjukkan mata uang Garuda terus menguat berada di level Rp9.859. Investor yang selama ini memiliki Dolar AS bisa mengalihkan investasinya ke Dolar Australia.

Secara historis, pada bulan Mei 2021 AUD/IDR pernah berada di level Rp11.400. Hal itu bisa menjadi peluang untuk investor yang suka dengan instrumen mata uang asing.