Sisi News

Sisi News – Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi akan memasuki periode window dressing pada akhir tahun 2023 ini. Oleh karena itu, beberapa saham blue chip di BEI akan diuntungkan berkat momentum window dressing.

Window dressing sendiri merupakan strategi perusahaan untuk mempercantik laporan keuangannya di akhir tahun, sehingga turut mendorong pergerakan harga saham, khususnya saham-saham blue chip.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Robertus Hardy, mengatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami penguatan pasar berkat window dressing, terutama pada sejumlah saham blue chip.

Robertus menjelaskan bahwa terdapat beberapa saham blue chip yang diperdagangkan dengan valuasi rendah, namun profitablisitasnya naik. Ia juga menjelaskan bahwa hal ini dapat menjadi peluang untuk akumulasi.

PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT AKR Corporindo Tbk (ARKA) merupakan beberapa saham pilihan Mirae Asset Sekuritas.

ASII memiliki valuasi Price Earning Ratio (PER) yang akan mendekati level Maret 2020, menurut Robertus. Namun Return on Equity (ROE) ASII terus mengalami peningkatan.

Di sisi lain, harga saham dan valuasi TLKM juga telah membaik setelah sebelumnya turun. Kemudian, Price Book Value (PBV) dari EXCL juga telah turun ke bawah satu kali.

Robertus mengatakan bahwa meskipun profitabilitas ROE tidak setinggi emiten lain di sektornya, namun EXCL memiliki rencana besar.

Pasalnya, EXCL berencana untuk mengkonsolidasikan 750 ribu pengguna jasa PT Link Net Tbk (LINK). Rencana tersebut diharapkan selesai pada kuartal II tahun 2024. Akan tetapi, rencana ini masih menunggu persetujuan regulator.

Selanjutnya, AKRA memiliki Price Earning Ratio yang stagnan, namun memiliki profitabilitas Return on Equity (ROE) yang terus meningkat.

Seperti yang diproyeksikan Mirae Asset Sekuritas, perusahaan mengatakan bahwa IHSG akhir tahun akan ada di level yang lebih baik, yaitu sekitar 7.200-7.300.