Sisi News

Sektor properti di Indonesia menjadi salah satu sektor yang tidak akan pernah ‘habis’.

Hal itu dipengaruhi karena Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, sehingga permintaan properti akan terus meningkat.

Permintaan tersebut ditopang dengan banyaknya developer properti yang menawarkan berbagai macam hunian maupun untuk keperluan komersial.

Kota Jakarta misalnya, di tengah isu resesi yang ada, Ibukota negara Indonesia tersebut tengah membangun kompleks perkantoran dan apartemen tepatnya di Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat.

Salah satu gedung perkantoran di kompleks tersebut akan menjadi gedung tertinggi di Indonesia.

Belum lagi properti-properti yang sedang dalam tahap perluasan seperti di wilayah Tangerang Selatan, Surabaya, Batam, hingga IKN.

Namun dari pasokan yang ada tidak mencerminkan kondisi pasar properti di Indonesia saat ini.

Baca Juga: Harga Batubara Dunia Terus Turun, Gara-Gara Tiongkok?

Dilansir dari Bank Indonesia, pada Triwulan I 2023, permintaan properti komersial untuk kategori sewa tumbuh sebesar 9,35% (yoy), namun jika dibandingkan dengan Triwulan IV 2022 melambat, yaitu sebesar 12,22% (yoy).

Perlambatan permintaan properti komersial untu kategori sewa diakibatkan melambatnya permintaan hotel terutama di kota Denpasar, karena berakhirnya acara G20.

Sedangkan permintaan properti untuk kategori jual juga mengalami perlambatan pada Triwulan I 2023 sebesar 0,58% (yoy), dibandingkan dengan Triwulan IV 2023 sebesar 0,76% (yoy).

Hal itu disebabkan menurunnya permintaan lahan industri di wilayah Bodebek dan Semarang. Sedangkan di wilayah Banten masih bertumbuh seiring beberapa sektor usaha melakukan ekspansi.