Sisi News

Tidak semua produk yang orang dewasa biasa gunakan, bisa dipakai oleh bayi, salah satunya produk detergen. Alasan utama bayi tidak bisa menggunakan produk detergen dewasa adalah kandungan yang ada didalamnya.

Dikutip dari Cleanipedia, satu kantong detergen memiliki kandungan yang terdiri dari surfaktan, bahan aktif, bahan aditif, bahan filler dan bahan penunjang. Surfaktan merupakan kandungan utama pada sebuah detergen, karena fungsi surfaktan untuk membersihkan pakaian.

Baca Juga: Gigi Anak Belum Tumbuh? Cek Penjelasan Berikut ini

Surfaktan juga digunakan pada produk-produk pembersih lainnya seperti sabun cuci piring dan cairan pel. Tidak semua jenis surfaktan berbahaya, namun umumnya kandungan surfaktan dalam produk detergen dewasa mengandung SLS (Sodium Lauryl Sulfate) yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit.

Bayi yang baru lahir, umumnya memiliki kulit yang sensitif. Bahkan di banyak kasus, terdapat bayi yang harus ‘gonta-ganti’ produk popok bayi karena tidak cocok dengan kulitnya.

Yang membedakan produk detergen dewasa dengan detergen bayi ialah produk detergen bayi tidak mengandung SLS, melainkan SLES (Sodium Laureth Sulfate).

SLES merupakan turunan dari SLS, yang fungsinya sama-sama untuk membersihkan. Bedanya SLES tidak berbahaya bagi kulit dan menghasilkan busa yang lebih sedikit, sebagaimana dikutip dari I Love Cosmetics.

Biasanya produk-produk yang menggunakan kandungan SLES dibandingkan SLS, biasanya produk-produk organik yang bahan-bahannya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Seperti sabun organik, shampoo organik hingga pasta gigi organik.