Sisi News

Fenomena perubahan iklim El Nino baru-baru ini menghebohkan dunia. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), El Nino merupakan kondisi di mana angin pasat melemah, sehingga air laut menjadi hangat dan berjalan menuju pantai barat Amerika.

Hal itu menyebabkan beberapa wilayah di belahan dunia akan merasakan udara yang kering, hangat dan dingin. Di Indonesia misalnya, data dari NOAA menyebutkan bahwa udara di sebagian besar wilayah Indonesia akan terasa hangat dan kering.

Sebaliknya terjadi di India, udara di negeri Bollywood tersebut akan terasa lebih dingin dari biasanya. Dampak dari El Nino tidak hanya soal global warming, melainkan secara ekonomi.

Baca Juga: Adu Kuat Dana Kampanye Tiga Poros Capres

El Nino disebut-sebut bisa membuat suatu negara kesusahan dari sisi ekonomi, walaupun negara maju sekalipun. Sektor pangan akan menjadi sektor yang paling teradampak akibat adanya El Nino.

Dikutip dari Wall Street Journal, harga kakao dunia ‘meroket’ hingga 32%. Alhasil produsen coklat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris harus menaikkan harga jual untuk menutupi kerugian.

Selain kakao, harga komoditas kopi robusta juga ikut naik sebesar 50%. India yang digadang-gadang akan menjadi pesaing berat Tiongkok dari segi ekonomi, bahkan harus merasakan dampak dari El Nino.

Hampir 60% penduduk India bergantung pada sektor agrikultur, di mana jumlahnya mencapai 1,6 miliar orang. Anomali perubahan iklim di India membuat negara yang akan memiliki pabrik Tesla tersebut harus rela ‘merogoh kocek’ hingga $50 miliar setahun demi menghadapi krisis pangan, sebagaimana dikutip dari The Times of India.