Sisi News

Afghanistan dikenal sebagal salah satu negara di timur tengah yang terkena konflik selama puluhan tahun. Semenjak Taliban mengambilalih Afghanistan, konflik di negara penghasil minyak tersebut juga tidak kunjung usai.

Menurut Human Rights Watch, sejak Taliban menguasai Afghanistan, keadaan negara yang berada di Asia itu menjadi semakin ‘porak poranda’. Hal itu disebabkan karena sistem pemerintahan Taliban dikenal sangat keras dan mengedepankan ekstrimisme.

Kondisi itu menyebabkan infrastruktur dan sistem kesehatan di Afghanistan semakin mengkhawatirkan. Dikutip dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 28,8 juta rakyat Afghanistan membutuhkan bantuan kesehatan.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Ternyata ini Penyebab Polusi Ibu Kota

Perempuan dan anak-anak menjadi jumlah pasien terbanyak. Kebanyakan dari mereka mengalami kondisi penyakit seperti mental, kekurangan darah, dehidrasi, trauma hingga ISPA.

Padahal Afghanistan menjadi salah satu negara kaya raya. Karena disana terdapat sejumlah sektor agrikultur seperti beras, anggur, melon, kentang dan beberapa jenis lainnya.

Belum ditambah cadangan minyak yang dimiliki negara yang dikuasai Taliban tersebut. Dikabarkan cadangan minyak dan gas bumi Afghanistan setara dengan Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

Hal itu dibuktikan dengan penandatangan pemerintah Taliban dengan perusahaan Tiongkok untuk mengelola minyak disana, dikutip dari Al Jazeera

WHO menyatakan Afghanistan sangat membutuhkan bantuan atau donasi dari berbagai negara di dunia untuk memulihkan keadaan disana, terutama soal pelayanan kesehatan. Karena jika menyangkut soal kesehatan dan masa depan anak-anak, tidak ada lagi soal pandangan politik.