Sisi News

Sisi News – Pneumonia merupakan peradangan paru-paru akibat infeksi virus atau bakteri. Kondisi ini membuat paru-paru terisi oleh cairan dan pus (dahak purulen) sehingga sering dikenal sebagai penyakit paru-paru basah.

Pasalnya, pneumonia paling rentan menimpa bayi yang sistem kekebalan tubuhnya masih dalam proses perkembangan. Pneumonia pada bayi menimbulkan gejala yang tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Berikut adalah gejala pneumonia pada bayi.

Dikutip dari Kids Health, gejala pneumonia pada bayi antara lain demam, batuk, panas dingin, napas cepat, bernapas dengan suara mendengkur hingga sesak napas.

Tidak hanya itu, gejala sepertu muntah, sakit dada, sakit perut, lemas atau kurang aktif, hingga kehilangan nafsu makan juga merupakan ciri-ciri pneumonia.

Oleh karena itu, untuk mencegah pneuomnia diperlukan imunisasi Haemophilus influenzae, pneumococcus, dan batuk rejan sejak usia dua bulan.

Baca Juga: Jangan Terlewatkan! Berikut Manfaat dan Pentingnya Vaksin PCV untuk Bayi

Jika bayi mengalami tanda-tanda tersebut, segera bawa ke rumah sakit dan konsultasi pada dokter. Beritahu keluhan bayi secara rinci sehingga dokter dapat memberikan resep obat dan perawatan yang sesuai.

Vaksin flu disarankan untuk semua anak usia enam bulan hingga 19 tahun. Vaksin Covid-19 juga direkomendasikan untuk semua anak berusia lima tahun ke atas. Anak-anak yang menderita gangguan jantung atau paru-paru wajib melakukan vaksin Covid-19.

Sekedar informasi, terdapat beberapa faktor penyebab pneumonia antara lain bakteri Streptococcus pneumoniae yang menjadi penyebab umum pada bayi.

Penyebab kedua paling umum adalah Haemophilus influenzae tipe b (Hib) dan virus respiratory syncytial virus sebagai penyebab ketiga.

Terakhir, bayi yang terinfeksi HIV, Pneumocystis jiroveci adalah salah satu penyebab pneumonia yang paling umum. Jamur ini mengakibatkan seperempat bayi pengidap HIV meninggal karena pneumonia.