Sisi News

Sisi News – Peperangan yang terjadi antara Palestina dengan Israel kembali mengalami titik terberat. Salah satunya adalah gempuran Israel terhadap Rumah Sakit di Gaza yang menewaskan 500 orang.

Dari sisi sumber daya manusia dan logistik, Israel tentu lebih unggul. Hal itu terlihat dari sejumlah video yang beredar, sesaat setelah Hamas menggempur wilayah Israel, keadaan di negara yang ibu kotanya Yerusalem itu terlihat baik-baik saja.

Sedangkan di Palestina, mulai dari infrastruktur hingga logistiknya semua rusak parah. Kondisi tersebut membuat bantuan kemanusiaan mulai berdatangan ke Palestina, mulai dari Rusia, Arab Saudi, Mesir, Malaysia hingga Indonesia.

Bagaimana Rakyat Palestina Bertahan Hidup?

Yang menarik, dari kondisi yang ada, secara makro ekonomi Palestina mengalami pertumbuhan. Hal itu terlihat dari GDP Palestina dari tahun 2020-2023.

Terlihat dari data yang ada secara berturut-turut, GDP Palestina mengalami kenaikan. Mulai dari US$15,53 miliar, US$18,11 miliar dan yang terbaru US$19,11, berdasarkan data dari Trading Economics.

Banyak yang berasumsi bahwa Palestina bisa ‘hidup’, dari sejumlah donasi yang diterima selama ini. Bahkan donasi yang diterima Palestina pada tahun 2019 ditaksir mencapai US$1 miliar.

Padahal, rakyat Palestina masih bisa bertahan hingga saat ini karena sumber daya alam yang dimiliki negara yang memiliki bangunan-bangunan suci itu melimpah ruah.

Palestina memiliki sumber daya alam seperti semen, baja, furnitur hingga produk susu olahan. Hingga bulan Juni 2023, negara yang memiliki transaksi perdagangan terbesar dengan Palestina adalah Israel.