Sisi News

Sisi News – Serie A dari tahun ke tahun tidak pernah kehilangan pesona nya. Setelah musim sebelumnya Napoli yang berhasil keluar menjadi juara, kini kembali muncul kepermukaan satu tim Underdog yang diperbincangkan khalayak luas, Bologna. Mereka sejauh ini berhasil mempertahankan title sebagai tim underdog dengan menempati posisi ke – 4 Serie A musim 2023/2024.

Salah satu perbincangan yang merebak adalah keberhasilan sang pelatih, Thiago Motta, dalam meracik sebuah strategi yang gemilang. Namun, pada awal permainannya, Thiago Motta sering dicemooh karena perspektif yang dipercayai olehnya, dianggap radikal dan aneh. Dikutip dari La Gazzeta dello Sport, pada tahun 2018, dengan ide nya yang aneh, begitu banyak orang yang mendeskreditkan cara bermainnya.

Dalam sebuah wawancara Thiago Motta menjelaskan tentang filosofi yang dia percaya:

“Saya tidak setuju dengan jumlah diasosiakan dengan formasi, karena formasi dapat bersifat agile, sepak bola itu bukan seperti tabel, pergerakan itu penting. Permainan dapat berubah menjadi begitu menyerang dengan formasi 3-5-2 dan sebaliknya dapat begitu bertahan dalam formasi 4-3-3. Ini semua tergantung dengan kemampuan dan atitud seorang pemain, saya pernah bermain bersama pemain kelas dunia, macam Samuel Eto’o dan di bermain sebagai full-back,” ujar Thiago, dikutip dari the athletic.

Baca Juga: Perburuan Titel Juara Paruh Musim 5 Top Liga Eropa

Salah satu statement yang paling gila dari Thiago adalah, bermain dengan formasi 2-7-2. Begitu banyak pihak yang merasa ide ini terlalu gila dan terlalu liar.

“Saya percaya bahwa penjaga gawang adalah salah satu dari tujuh pemain yang bermain di lini tengah, bagi saya seorang penyerang adalah pemain pertahan pada lini pertama dan penjaga gawang adalah pemain yang dapat menjadi pemain yang melakukan penyerangan untuk pertama kalinya,” tambah Thiago menjelaskan filosofinya pada tahun 2018.

Namun memang dalam perkembangannya saat ini, dilansir dari Whoscored.com, Thiago Motta sepanjang musim 2023/2024 lebih banyak menggunakan formasi 4-2-3-1, namun memang bagaimana Bologna bermain tidak terlalu jauh dari filosofi yang sudah dijelaskan oleh Thiago Motta, pemain bermain agile, dengan ball possesion yang tinggi dengan rata – rata 55.1% dan dengan passing akurasi sekitar 85.6%.