Sisi News

Sisi News – Sindrom kecanduan gadget ini disebut “nomophobia”, yang berasal dari istilah “fobia ponsel”. Faktanya adalah sindrom ini menyerang banyak orang dari berbagai latar belakang dan usia.

Para ahli mengatakan bahwa kecanduan gadget dapat menimbulkan euforia yang sama dengan perilaku adiktif lainnya seperti berjudi atau menonton film porno.

Penelitian menunjukkan bahwa kecanduan gadget dapat mengubah kimia otak dan pada akhirnya mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan perilaku seseorang.

Orang yang kecanduan gadget mungkin tidak menyadari bahwa dirinya menderita gangguan kesehatan akibat sering menggunakan gadget.

Kecanduan gawai dapat meningkatkan risiko gangguan emosi, nyeri leher, kesulitan beraktivitas, kurang tidur, dan penyakit tertentu.

Menurut survei terbaru, 50% remaja menganggap dirinya kecanduan ponsel pintar.

Hal ini disebut nomophobia, atau ketakutan tidak bisa menggunakan gadget. Selain itu, anak yang kecanduan gadget juga bisa mengalami perubahan psikologis.

Dia menjadi lebih cemas, lebih sering merasa bersalah, lebih sering berbohong, dan merasa kesepian.

Tak jarang mereka menjadi lebih terisolasi dan menghindari aktivitas di luar rumah. Anak menjadi mudah tersinggung, panik, dan stres berlebihan.

Anak-anak sering kali kurang kontak dengan orang lain dan merasa kesepian, dengan peningkatan risiko kecemasan dan depresi. Anak mengalami kesulitan konsentrasi saat belajar atau bekerja.

Mereka cenderung memiliki masalah dengan hubungan sosial, seperti dengan keluarga, teman, kolega, dan pasangan.