Sisi News – Konflik antara Palestina dengan Israel kembali memanas, kala Hamas menyerang wilayah Israel pada hari Sabtu (07/10/2023). Hamas menyerang wilayah Israel dengan ribuan roket ke sejumlah wilayah, salah satunya Tel Aviv.
Perang yang berkepanjangan ini menjadi sangat menarik, karena tidak hanya Hamas dan Palestina yang terlibat dalam penyerangan ke Israel, tetapi juga adanya peran Hizbullah dan Iran.
Siapa itu Hizbullah?
Hizbullah merupakan organisasi politik dan paramiliter yang berasal dari aliran Syiah. Organisasi Hizbullah yang didirikan pada tahun 1982 itu, berpusat di negara Lebanon.
Tujuan didirikannya Hizbullah adalah menjadi proxy Iran dalam memerangi Israel. Seperti yang diketahui bersama, Iran dengan Israel memiliki sejarah konflik yang cukup serius.
Sebagai informasi, Israel dengan Iran memiliki konflik di Suriah. Dalam beberapa kesempatan, Israel telah menyerang beberapa fasilitas di Suriah yang dikendalikan oleh Iran.
Wajar jika Iran dengan Israel sering disebut sebagai ‘musuh bebuyutan’ di Timur Tengah. Dengan adanya konflik yang kembali terjadi antara Palestina dengan Israel, tentu Iran akan memberikan sepenuhnya kekuatan militer yang dimiliki mereka untuk ‘menghajar’ Israel.
Belum lagi ditambah, Israel merupakan negara yang sangat dibantu oleh Amerika Serikat. Jumlah pasukan militer Hizbullah ditaksir mencapai 100.000 orang.
Dalam beberapa hari terakhir, menurut berbagai sumber, Hizbullah terus memberikan serangan bagian Selatan Israel. Di mana wilayah tersebut, berbatasan langsung dengan negara Lebanon.
Kekuatan militer Hizbullah sangat kuat, mereka memiliki alutsista mulai dari senjata ringan, berat, roket, rudal, tank hingga drone. Hampir 90% alutsista yang dimiliki Hizbullah berasal dari Iran.