Sisi News

Sisi News – Harga mata uang kripto Bitcoin sempat menyentuh all time high sebesar $73,115 atau setara dengan Rp1,146 miliar pada perdagangan hari Rabu (13/03/2024). Setelah naik secara signifikan Bitcoin harus terkoreksi hingga Rp974 juta.

Penurunan Bitcoin sempat menjadi perbincangan bagi dunia keuangan. Banyak yang menganggap bahwa koreksi yang terjadi pada Bitcoin, menjadi waktu dimana berakhirnya era mata uang kripto.

Padahal secara grafik, penurunan Bitcoin merupakan sesuatu yang wajar. Bahkan investor Bitcoin ternama Timothy Ronald mengatakan bahwa penurunan Bitcoin merupakan sesuatu yang sangat lumrah.

“Waktu Bitcoin turun ke $22,000 lu pada bilang scam, terus pernah turun lagi sekarang baru berkoar-koar, itu sesuatu yang biasa,” tulis Timothy dalam akun Instagram miliknya.

Hal itu terbukti pada perdagangan hari Minggu 24 Maret 2024, Bitcoin mulai menunjukkan kenaikan harga. Investor yang masih memiliki portofolio Bitcoin akan terus menahan kepemilikannya hingga waktu halving tiba pada bulan April 2024.

Bahkan pengusaha sekaligus investor ternama asal AS, Michael Saylor siap mengumpulkan hingga $500 juta untuk terus ‘memborong’ Bitcoin, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Microstrategy.

Saat ini, Microstrategy yang dikendalikan Michael Saylor menjadi institusi terbesar di dunia yang memegang kepemilikan Bitcoin. Kepemilikan Bitcoin Microstrategy mencapai 212,246 Bitcoins atau setara dengan $6,91 miliar.

Sedangkan Blackrock yang merupakan perusahaan investasi terbesar di dunia, kini memiliki Bitcoin sebanyak 11,439 atau setara dengan $469 juta, sebagaimana dikutip dari Watcher Guru.