Sisi News – Perang yang terjadi antara Palestina dengan Israel terutama di wilayah Gaza, menjadi sorotan dunia. Hal itu dikarenakan, peperangan ini sudah terjadi lebih dari dua dekade.
Situasi semakin memanas, tatkala Israel meluncurkan serangan balasan setelah Hamas menyerang beberapa wilayah di Israel pada hari Sabtu (07/10/2023). Sejauh ini, serangan Israel ke wilayah Palestina sudah menewaskan lebih dari 500 orang.
Minyak Dunia Meroket
Peperangan terjadi wilayah Timur Tengah itu menjadi sorotan terutama soal harga minyak dunia. Sebagaimana diketahui bersama, Palestina merupakan salah satu penghasil minyak bumi dan gas terbesar di dunia.
Sedangkan Israel, merupakan negara yang mengimpor minyak dunia. Dengan adanya perang, membuat harga minyak dunia semakin ‘mendidih’.
Padahal, sejak awal tahun 2023, harga minyak dunia atau indeks WTI masih berada di level USS70 per barel. Semenjak perang terjadi, harga WTI sudah menyentuh angka US$87.
Apabila harga minyak dunia terus naik hingga di atas US$100 per barel, negara-negara berkembang yang melakukan impor tentu akan mengalami kesulitan energi terutama bahan bakar.
Sehingga, beberapa negara seperti Rusia mengajukan resolusi damai untuk Palestina dan Israel. Namun, proposal itu ditolak mentah-mentah oleh Dewan Keamanan PBB.
Hal lain jika minyak dunia terus naik, negara seperti Indonesia juga akan mengalami kesulitan soal BBM. Sebagai informasi, harga bensin Pertamax dan Pertamax Turbo sudah mencapai Rp14.000 dan Rp15.900.