Sisi News – Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Australia (AUD) terus mengalami penguatan. Saat ini AUD/IDR berada di level Rp9.797 pada perdagangan hari Jumat (08/09/2023), dikutip dari Investing. Hal ini tentu menjadi kabar gembira bagi mata uang Garuda dan tentunya berpengaruh pada transaksi bisnis yang menggunakan AUD.
Indonesia dengan Australia memang memiliki histori perdagangan yang sangat dekat dan aktif. Data dari BPS tahun 2022 menyebutkan bahwa Indonesia melakukan ekspor barang maupun jasa ke Australia yang jumlah mencapai US$3,46 miliar.
Sedangkan sebaliknya, nilai impor barang maupun jasa produk-produk dari negara Kangguru tersebut sebanyak US$9,86 miliar. Dapat dilihat dari neraca perdagangan yang ada, Indonesia mengalami defisit perdagangan terhadap Australia sebesar (US$6,4 miliar).
Penguatan mata uang Rupiah terhadap Dolar Australia tidak terlepas dari kondisi masing-masing negara. Dikutip dari The Guardian, pertumbuhan ekonomi negara tetangga New Zealand tersebut mengalami perlambatan pada hingga bulan Juni 2023.
Pertumbuhan ekonomi Australia berada di level 3,4%, padahal pada periode sebelumnya, pertumbuhan ekonomi OZ berada di level 3,7%, Selain itu, GDP Australia juga turun dari 2,4% menjadi 2,1% pada bulan Juni 2023.
Hal itu yang menjadi penyebab mata uang AUD/IDR dan terhadap mata uang lainnya mengalami penurunan yang cukup dalam. Selain itu, Bank Sentral Australia juga belum mau meningkatkan suku bunga, saat ini suku bunga acuan bank disana berada di level 4,1%.