Sisi News

Sisi News – Bentrokan terjadi antara masyarakat kampung adat Pulau Rempang dengan aparat gabungan TNI-Polri pada hari Kamis (07/09/2023). Sekitar enam warga ditangkap dan puluhan perempuan serta anak-anak menjadi korban tembakan gas air mata, dikutip dari BBC Indonesia.

Proyek Strategis Nasional

Permasalahan yang terjadi akibat dari penolakan masyarakat kampung adat terhadap pembangunan proyek strategis nasional bernama Rempang Eco City.

Sebagai informasi, Rempang Eco City menjadi proyek strategis nasional tahun 2023 pemerintah pusat, melalui BP Batam dan PT Makmur Elok Graha (MEG) untuk menyiapkan Pulau Rempang menjadi kawasan industri, perdagangan, hingga wisata yang terintegrasi demi mendorong peningkatan daya saing Indonesia dari Singapura dan Malaysia, sebagaimana dikutip dari BP Batam.

Yang menarik, Pulau Rempang dipilih pemerintah menjadi kawasan terintegrasi karena letaknya yang sangat strategis, yaitu berada di Pulau Batam.

Sejarah Pulau Batam

Batam menjadi salah satu pulau gugusan Kepulauan Riau. Artinya Batam juga termasuk dalam kota yang dinaungi oleh Gubernur Kepulauan Riau, yaitu Ansar Ahmad (Gubernur saat ini).

Namun, pemimpin kota Batam sendiri bukan seorang Walikota/Bupati, melainkan Kepala Badan. Hal itu sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun 1973 tentang pembangunan kota Batam oleh Badan Otorita sendiri.

Dikutip dari laman BP Batam, Kota Batam berasal dari Traktat London yang mengatur pembagian wilayah kekuasaan antara Belanda dan Inggris. Namun, menurut para pesiar dari China, pulau ini sudah dihuni sejak 231 M ketika Singapura masih disebut Pulau Ujung.

Sebelum tahun 1970-an, Pulau Batam merupakan daerah yang isinya hanya hutan belantara, nyaris tidak berpenduduk. Hanya beberapa nelayan saja yang menempati pulau tersebut.

Baru pada tahun berikutnya, Pertamina mulai menjadikan kota Batam sebagai basis logistik untuk menunjang kegiatan bisnisnya. Karena menjadi pusat logistik alih kapal, kini Batam menjadi kota yang perkembangannya begitu pesat.

Batam memiliki resor mewah, hotel, mall, rumah sakit dan fasilitas pendidikan yang memadai. Banyak turis asal Singapura dan Malaysia yang ‘menghabiskan’ uangnya di kota Batam.

Bahkan data BPS tahun 2020 menyebutkan bahwa pendapatan kota Batam mencapai Rp975 miliar.