Sisi News

Sisi News – Proyek IKN (Ibukota Nusantara) mulai dipertanyakan oleh banyak pihak. Komentar netizen juga ‘membludak’ tatkala Kepala Otorita IKN Bambang Susantono memutuskan untuk mengundurkan diri.

Lalu, baru-baru ini Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bahkan membuat pernyataan yang mengejutkan saat melakukan rapat dengan Komisi VI DPR pada hari Selasa (11/06/2024).

Bahlil mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada investor asing yang melakukan investasi di IKN.

“Sekarang belum mereka (investor asing) bisa lakukan (investasi di IKN) karena infrastruktur di lingkaran I belum selesai 100%. Sekarang kami lakukan percepatan,” ujar Bahlil.

Padahal, selama ini pemerintah Indonesia selalu gencar mengatakan bahwa banyak investor asing yang tertarik untuk menanamkan sejumlah dananya di kota yang berada di Kalimantan itu.

Perbandingan dengan Ibukota Baru di Mesir

Hampir sama dengan Indonesia, Mesir yang notabene juga merupakan negara berkembang, sedang membangun proyek yang dinamakan “The New Capital City of Egypt”.

Pembangunan proyek Ibukota baru Mesir itu berjarak sekitar 30 km dari kota Kairo dan memiliki luas 699.297 kilometer persegi. Proyek tersebut diperkirakan memakan biaya sekitar $45 miliar atau sekitar Rp720 triliun.

Sedangkan proyek IKN, luasnya hanya sekitar 2.561 kilometer persegi membutuhkan biaya sebesar Rp466 triliun. Proyek Ibukota baru Mesir sudah berjalan dari tahun 2016. Namun, hingga saat ini belum ada penghuni yang tinggal disana.

Jika dibandingkan dengan IKN, pemerintah Indonesia optimis untuk mendatangkan penghuni setelah upacara 17 Agustus 2024 mendatang. Padahal, pembangunan proyek ambisius Presiden Jokowi itu belum mencapai 50% penyelesaian.