Sisi News

Sisi News – Asuransi kesehatan menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap individu di era modern saat ini. Memiliki asuransi sama saja dengan mempunyai pertanggungan.

Hal itu dikarenakan sebagai pemegang polis asuransi setiap individu diwajibkan untuk membayar biaya (premi), di sisi lain perusahaan asuransi memiliki tanggungan yang harus dibayarkan untuk mengelola risiko.

Sebenarnya dari sisi jumlah nasabah, pemegang polis asuransi di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) tahun 2023 menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan asuransi meningkat secara konsisten dari jumlah tertanggung saat ini mencapai 94,18 juta orang.

Jumlah tertanggung dalam periode ini meningkat 16,5% dibanding jumlah tertanggung dalam periode yang sama tahun 2022. Tak hanya itu, peningkatan kesadaran masyarakat terlihat dari laporan yang menyatakan pertama kali bahwa jumlah klaim asuransi kesehatan lebih tinggi dibanding klaim meninggal dunia.

Klaim asuransi kesehatan dipantau mengalami lonjakan sebesar 32,9% yoy. Artinya, asuransi kesehatan sendiri sudah mulai diminati masyarakat Indonesia.

Pro & Kontra Asuransi Kesehatan

Sebagai sebuah produk, asuransi kesehatan menuai pro dan kontra. Hal itu disebabkan banyaknya kasus gagal bayar yang pernah ‘menyelimuti’ dunia asuransi.

Dari segi manfaat, asuransi kesehatan menjadi produk yang sangat menguntungkan. Nasabah bisa mengklaim lebih besar dari jumlah premi yang dibayarkan setiap bulannya.

Selain itu, asuransi kesehatan memberikan jaminan bagi ahli waris dari pemegang polis yang meninggal dunia. Namun, sebagai produk yang berbasis tanggungan dan klaim, asuransi kesehatan banyak ‘ditentang’ oleh beberapa ahli keuangan.

Timothy Ronald misalnya, investor sekaligus pengusaha muda itu tidak setuju dengan adanya produk asuransi.

“Kalo gw tau cara ngehasilin uang, ngapain gw naroh uang di asuransi,” ujar Timothy dalam sebuah acara kripto.

Beberapa kalangan memang menganggap asuransi tidak diperlukan. Selain Timothy, penulis buku Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki juga kontra dengan produk asuransi kesehatan.

“The number one cause of bankruptcy is health problems. People think health insurance will save them, but health insurance is not there for your health; they exist to make money,” tulis Robert Kiyosaki.

Jika disimpulkan, sebenarnya asuransi kesehatan merupakan sebuah produk opsional. Bukan sebuah keharusan yang harus diikuti semua orang.