Sisi News

Sisi News – Baru-baru ini industri keuangan Indonesia kembali menghebohkan publik. Salah satu konglomerat di sektor keuangan, yaitu Michael Steven, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri, karena diduga perusahaan sekuritas miliknya mengalami gagal bayar, dikutip dari CNBC Indonesia.

Michael Steven merupakan pendiri Grup Kresna yang memiliki sejumlah bisnis. Dua lini bisnis yang paling menguntungkan Grup Kresna, diantaranya bisnis Sekuritas dan Asuransi.

Sebelum Michael ditetapkan sebagai tersangka karena kasus PT Kresna Sekuritas, perusahaan asuransi miliknya, yaitu PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life) mengalami gagal bayar sebesar Rp6,4 triliun dari 8.900 pemegang polis.

Kasus di atas tentu menjadi sebuah kekhawatiran publik terkait industri keuangan terutama asuransi. Jauh sebelum kasus Grup Kresna, Jiwasraya dan Wanaartha sudah dulu ‘memakan’ ratusan ribu korban.

Penyebab Asuransi Gagal Bayar

Penyebab utama asuransi di Indonesia mengalami kegagalan dalam membayar, karena adanya unsur investasi di setiap polis milik nasabah. Sebagai contoh, pemegang polis yang membayar premi untuk mendapatkan asuransi kesehatan, biasanya sebagian premi yang dibayarkan, diinvestasikan ke pasar modal.

Para perusahaan asuransi menjanjikan sebagian premi tersebut dapat ditarik di kemudian hari, biasanya lebih dari 2 tahun. Namun, seringkali saat sudah memasuki periode yang dijanjikan, pihak perusahaan asuransi tidak mampu memberikan return yang diminta para nasabah.

Kondisi tersebut yang membuat banyak perusahaan asuransi mengalami gagal bayar. Pemerintah harus segera melakukan tindakan konkret demi memperbaiki sistem asuransi di Indonesia.

Karena biaya kesehatan tidak akan pernah bisa disandingkan dengan produk investasi.