Sisi News

The Fed telah menggelar rapat penentuan suku bunga acuan bank-bank di Amerika Serikat pada hari Rabu (26/07/2023). Rapat tersebut memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi sebesar 0,25 poin.

Dengan keputusan tersebut, suku bunga acuan bank di Amerika Serikat berada di level 5%-5,25% dan menjadi yang tertinggi selama 22 tahun terakhir, sebagaimana dikutip dari New York Post.

Bagi kebanyakan orang terutama investor dan analis, keputusannya dalam menaikkan suku bunga acuan AS menunjukkan bahwa kondisi ekonomi saat ini sedang anomali.

Baca Juga: Cara Membangun Bisnis Tanpa Kredit Bank Ala Raffi Ahmad

Mantan Wakil Ketua The Fed, Roger Ferguson mengatakan dalam wawancaranya bersama CNBC, bahwa The Fed memang belum akan menurunkan atau menahan kembali suku bunga.

“The Fed has to move, not one, not two, maybe three more times. I’m hoping as with everybody as everybody else that inflation moves down more quickly and soft landing.” ujar Ferguson.

Tampaknya bank The Fed akan tetap agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Hal tersebut demi menurunkan tingkat inflasi di negeri Paman Sam tersebut menjadi dibawah 2%.

Di sisi lain, banyak yang berharap bahwa bank sentral Amerika Serikat tersebut segera menurunkan suku bunga demi kestabilan ekonomi.

Karena suku bunga yang tinggi, dapat menghambat orang untuk melakukan konsumsi.