Sisi News

Ada banyak jenis makanan yang biasa kita konsumsi. Tetapi, makanan renyah atau crispy seolah memiliki pesona tersendiri. Mulai dari keripik kentang hingga kulit ayam yang krispi, kita semua menyukai makanan yang crispy.

Tapi ternyata kegemaran ini bukannya tak berdasar. Seorang ilmuwan riset di University of Southern California, John S. Allen mengeksplorasi penyebabnya dan menuliskan penjelasannya dalam bukunya yang berjudul The Omnivorous Mind: Our Evolving Relationship with Food.

Allen mengatakan bahwa daya tarik makanan renyah sudah dimulai sejak 60 juta tahun yang lalu. Makanan renyah biasanya diasosiasikan dengan makanan yang segar. Ada banyak buah dan sayuran yang renyah dan ini membuat kerenyahan dihubungkan dengan kesegaran.

Tetapi tak hanya sampai di situ. Kerenyahan juga menarik karena suara yang diciptakan berhubungan dengan sensorik. Kerenyahan menambahkan kualitas sensorik baru pada makanan, selain rasanya.

Terkadang saat makan terlalu banyak makanan, ada kecenderungan bosan dengan rasanya. Hal ini akan membuat makanan jadi kurang mengenakkan untuk dikonsumsi.

Tetapi jika melibatkan makanan renyah, proses makan jadi melibatkan suara dan juga rasa.

Ini akan jadi kombinasi yang menakjubkan di otak.

Sebab suara memainkan peran besar dan kompleks untuk mendapatkan pengalaman makan yang memuaskan.

Menurut Chrales Spence, seorang Kepala Laboratorium Penelitian Crossmodal Universitas Oxford, menunjukkan bahwa ada korelasi langsung antara kerenyahan dan bagaimana makanan dirasakan.