Sisi News

Sisi News – Konten mukbang, di mana seseorang makan dalam jumlah besar di depan kamera dan disiarkan ke penonton, telah menjadi tren populer di media sosial. Meskipun tampaknya menghibur, ada beberapa dampak negatif dari tren mukbang yang perlu diperhatikan, termasuk risiko kesehatan serius yang bahkan bisa berujung pada kematian. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai dampak negatif dari konten mukbang:

Mukbang dapat mempromosikan perilaku makan berlebihan yang tidak sehat. Penonton, terutama anak-anak dan remaja, mungkin terdorong untuk meniru pola makan berlebihan yang dilihat dalam video, yang bisa berujung pada gangguan makan seperti bulimia atau binge eating disorder.

Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut termasuk obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan gangguan pencernaan. Dalam kasus ekstrem, konsumsi makanan yang berlebihan dapat menyebabkan ruptur lambung atau tersedak, yang bisa berakibat fatal.

Mukbang juga dapat mempengaruhi kesehatan mental, baik bagi pembuat konten maupun penonton. Pembuat konten mungkin merasa tertekan untuk terus-menerus menghasilkan video yang lebih ekstrem atau berlebihan untuk mempertahankan popularitas. Namun hal ini dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mental mereka.

Tren mukbang dapat mempromosikan pola makan yang tidak seimbang dan konsumsi makanan cepat saji yang tidak sehat. Ini dapat mempengaruhi pola makan penonton, yang mungkin mengadopsi kebiasaan makan yang tidak sehat serupa.

Video mukbang sering kali menunjukkan orang yang tampak sehat atau kurus meskipun mereka makan dalam jumlah besar. Ini bisa menciptakan persepsi yang salah tentang hubungan antara konsumsi makanan dan kesehatan fisik. Tidak hanya itu, hal ini juga akan memberi tekanan pada penonton untuk tetap kurus sambil mengonsumsi makanan dalam jumlah besar.

Konten mukbang, meskipun menghibur, memerlukan perhatian khusus terhadap dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental baik bagi pembuat konten maupun penonton. Kesadaran akan risiko dan dampak negatif ini penting untuk mencegah konsekuensi serius, termasuk potensi kematian akibat praktik makan yang tidak sehat.