Sisi News

Sisi News – Otoritas wilayah Hong Kong baru saja mengumumkan tidak akan mengenakan stamp duty tax untuk pembelian seluruh jenis properti pada Kamis (28/02/2024). Hal itu terjadi karena sejak pandemi Covid-19, harga properti di seluruh Hong Kong mengalami kejatuhan yang signifikan.

Selain itu, di dalam budget 2024-2025 otoritas Hong Kong menginginkan kemudahan bagi setiap pembeli properti baik investor domestik maupun mancanegara. Salah satu kemudahan yang menjadi prioritas Hong Kong ialah soal pembiayaan dari bank maupun lembaga keuangan lainnya.

Hong Kong menjadi salah satu wilayah di Asia yang mengalami penurunan harga properti, sejak kenaikan yang signifikan pada tahun 2021 silam.

Selain Hong Kong, Singapura menjadi negara yang disoroti terkait dengan harga properti. Singapura sedang menikmati kenaikan harga properti yang signifikan sejak tahun 2022.

Di mana para investor global terus melakukan transaksi pembeli properti di Singapura. Namun menurut Savills, harga properti di Singapura bisa mengalami bubble.

Hal itu dikarenakan harga properti di Singapura sudah sangat mahal. Apalagi properti yang paling menopang Singapura ialah tipe kondominium.

Properti di Singapura didominasi oleh tipe kondominium. Jika harga kondominium sudah sangat mahal, akan mempengaruhi harga kamar hotel.

Jika harga kamar hotel naik, tentunya akan berdampak pada sektor pariwisata Singapura.