Sisi News

Sisi News – Kontestasi politik di Indonesia selalu memberikan kejutan yang luar biasa kepada publik. Mulai dari ditetapkannya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres, keluarnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan dan yang terbaru mundurnya Maruarar Sirait dari PDIP.

Selain itu, rekam jejak digital juga menjadi salah satu cara politisi dalam berpolitik. Jika jejak digital menujukkan sesuatu yang positif, maka hal itu akan menjadi propaganda bagi politisi untuk meningkatkan elektabilitasnya.

Begitu juga sebaliknya, jika rekam jejak digital negatif, politisi akan mati-matian untuk menghindari bahkan menghapusnya. Hal itu terjadi pada politisi Partai Gerindra yang juga anggota DPR RI, yaitu Andre Rosiade.

Diketahui Andre Rosiade yang merupakan anggota DPR RI Komisi VI, sangat menentang mangkraknya proyek triliunan Meikarta yang melibatkan Grup Lippo.

Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada hari Senin (13/02/2023) tahun lalu, antara Komisi VI DPR RI dengan Presiden Direktur PT Lippo CIkarang Tbk Ketut Budi Wijaya dan CEO PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) Indra Azwar, Andre Rosiade terlihat marah dengan nada yang tinggi.

“Ini Republik Indonesia bukan Republik Lippo, gak ada yang bisa mengatur-ngatur ini,” ucap Andre sambil menggebrak meja.

Namun belakangan, kemarahan Andre Rosiade begitu tidak berarti. Hal itu dikarenakan, para petinggi Grup Lippo kini ikut mendukung bahkan menjadi anggota penasihat TKN Prabowo-Gibran.

Para petinggi Lippo tersebut ialah Nurmala Kartini Sjahrir dan Theo Sambuaga. Nama Theo Sambuaga memang bukan orang asing di lingkungan bisnis Lippo.

Theo Sambuaga sudah aktif bergabung dengan Grup Lippo sejak tahun 2004. Sedangkan Kartini Sjahrir saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen PT Siloam Hospitals Tbk dan PT Lippo Karawaci Tbk.