Sisi News

Sisi News – Siapa sih yang tidak senang saat libur sekolah? Bagi para murid ini lah momen yang paling ditunggu setelah melewati penatnya belajar apalagi kalau libur panjang. Berbanding terbalik dengan anak-anak, ternyata ada bahaya libur sekolah terlalu banyak bagi orang tua.

Mengutip Insider, libur sekolah yang terlalu panjang ternyata membawa dampak negatif baik kepada murid itu sendiri maupun kepada orang tua. Alex Anderson-Kahl selaku psikolog sekolah di Missouri menjelaskan

“Meskipun waktu istirahat sangat penting untuk peremajaan mental dan fisik, waktu istirahat yang berlebihan dapat mengganggu ritme pembelajaran dan berpotensi menyebabkan kemunduran akademis,” jelas Alex.

Bahaya Libur Sekolah Bagi Karir Orang Tua

Libur sekolah terlalu panjang dapat berdampak pada karir orang tua. Bagi orang tua yang kerja di rumah atau WFH akan terasa lebih mudah untuk mengawasi anak-anak mereka selama liburan. Namun di sisi lain, mereka juga kerap terganggu pada saat bekerja karena harus melakukan pengawasan dan menyelesaikan pekerjaan secara bersamaan. Proses ini terkadang membuat orang tua tidak bisa mencapai target profesionalnya.

Baca Juga: Cara Mengatasi Anak Tidak Mau Sekolah, Orang Tua Harus Lakukan Hal Ini

Lain halnya bagi orang tua yang bekerja di kantor (WFO), mereka tidak bisa mengawasi langsung anak-anak mereka di rumah. Akibatnya anak-anak beraktivitas tanpa pengawasan, dan tidak menutup kemungkinan akan hal negatif bagi tumbuh kembang anak.

Bagi mereka yang memiliki anak yang masih kecil, beberapa diantara mereka akan memilih menitipkan buah hati mereka ke penitipan anak. Namun, hal tersebut membuat orang tua butuh merogoh biaya extra untuk biaya penitipan.

Waktu Ideal Libur Sekolah

Di Amerika Serikat, para siswa menjalani libur musim panas lebih panjang daripada siswa di negara lain di seluruh dunia. Terhitung siswa di Amerika Serikat hanya bersekolah selama 186 hari selama setahun. Hal tersebut berbeda dengan anak-anak terutama di Asia yang bersekolah selama lebih dari 220 hari selama setahun.

Liburan sekolah atau musim panas yang lebih singkat membantu untuk mencegah siswa dari lupa atau kehilangan materi yang telah dipelajari. Studi dari Annenberg Brown University menjelaskan, siswa kehilangan hingga 34% materi akademik selama liburan musim panas.

Avigail Lev, seorang psikolog klinis menjelaskan kalau idealnya libur sekiolah paling lama seminggu atau dua minggu. Waktu tersebut dianggap ideal bagi siswa untuk beristirahat dari rutinitas mereka di sekolah. Lebih dari itu maka akan memberatkan baik orang tua maupun siswa itu sendiri.

Beruntungnya, waktu libur sekolah di Indonesia berlangsung selama 1-2 minggu selama satu semester. Sehingga siswa tidak terlalu lama berlibur dan melupakan materi yang telah dipelajari serta dapat kembali bersekolah dengan keadaan yang lebih baik.