Sisi News

Sisi News – Pernikahan adalah salah satu tahap kehidupan yang penting dan penuh tantangan. Namun, belakangan ini, istilah “Marriage is Scary” mulai populer di kalangan masyarakat, terutama di media sosial. Istilah ini mencerminkan rasa takut atau kekhawatiran yang dirasakan banyak orang terhadap pernikahan.

Ketakutan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakpastian masa depan, tekanan sosial, hingga trauma dari hubungan sebelumnya. Namun, dengan pemahaman yang tepat dan usaha yang konsisten, pernikahan yang sehat tetap bisa dipertahankan.

Apa Itu “Marriage is Scary”?

“Marriage is Scary” adalah frasa yang merujuk pada ketakutan atau kecemasan yang dirasakan seseorang sebelum atau selama menjalani pernikahan.

Ketakutan ini seringkali berhubungan dengan komitmen jangka panjang, tanggung jawab yang besar, dan perubahan dinamis dalam hubungan antara suami dan istri. Faktor-faktor lain seperti permasalahan keuangan, ekspektasi yang tidak realistis, dan perbedaan nilai-nilai juga bisa memicu ketakutan ini.

Ketakutan terhadap pernikahan bukanlah hal baru. Namun, dengan semakin terbukanya akses informasi dan pengalaman dari orang lain melalui media sosial, ketakutan ini menjadi lebih terbuka dan menjadi bahan diskusi publik.

Banyak pasangan yang merasa khawatir apakah mereka mampu menjalani pernikahan dengan sukses, atau apakah mereka siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul.

Faktor Penyebab “Marriage is Scary

1. Ekspektasi Tidak Realistis

Ekspektasi yang tidak realistis terhadap pernikahan bisa menjadi sumber ketakutan. Banyak orang yang memasuki pernikahan dengan harapan bahwa semuanya akan berjalan mulus tanpa hambatan. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, rasa takut dan cemas bisa muncul. Menurut Psychology Today, salah satu penyebab utama ketidakpuasan dalam pernikahan adalah ekspektasi yang terlalu tinggi yang tidak disesuaikan dengan kenyataan.

2. Trauma Masa Lalu

Pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya atau melihat pernikahan orang tua yang gagal bisa menjadi penyebab trauma. Trauma ini bisa membuat seseorang merasa takut untuk menjalani pernikahan. Pentingnya mengatasi trauma masa lalu sebelum memutuskan untuk menikah, karena trauma yang tidak terselesaikan bisa merusak hubungan pernikahan.

3. Tekanan Sosial

Tekanan dari keluarga, teman, atau masyarakat bisa membuat seseorang merasa terpaksa untuk menikah sebelum mereka benar-benar siap. Hal ini bisa menciptakan rasa cemas dan ketakutan terhadap pernikahan. Tekanan sosial seringkali menjadi faktor pendorong pernikahan yang terburu-buru, yang akhirnya berujung pada ketidakpuasan.

4. Perubahan Dinamis dalam Hubungan

Hubungan antara suami dan istri akan terus berubah seiring waktu. Perubahan ini bisa mencakup peran, tanggung jawab, dan bahkan perasaan. Banyak orang merasa takut bahwa perubahan ini akan mengarah pada keretakan hubungan. Gottman Institute, sebuah lembaga yang terkenal dalam penelitian pernikahan, menyebutkan bahwa komunikasi yang buruk adalah salah satu penyebab utama permasalahan dalam pernikahan.

Cara Mempertahankan Pernikahan yang Sehat

1. Komunikasi yang Terbuka dan Jujur

Komunikasi adalah kunci dari pernikahan yang sehat. Pasangan yang bisa berbicara secara terbuka dan jujur tentang perasaan mereka cenderung lebih mampu menghadapi masalah yang muncul. Pasangan sebaiknya untuk rutin mengadakan percakapan yang mendalam tentang harapan, ketakutan, dan aspirasi mereka dalam pernikahan.

2. Membangun Rasa Saling Percaya

Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan yang sehat. Pasangan yang saling percaya akan merasa lebih aman dan nyaman dalam menjalani pernikahan. Untuk membangun kepercayaan, diperlukan waktu, komitmen, dan kesetiaan. Pentingnya transparansi dan konsistensi dalam tindakan sebagai cara membangun kepercayaan dalam pernikahan.

3. Mengelola Ekspektasi dengan Realistis

Menyesuaikan ekspektasi dengan kenyataan adalah langkah penting dalam menjaga kebahagiaan dalam pernikahan. Pasangan harus memahami bahwa pernikahan tidak selalu berjalan mulus, dan tantangan pasti akan muncul. Pasangan harus membuat rencana jangka panjang yang realistis dan fleksibel untuk menghadapi perubahan yang mungkin terjadi.

4. Mencari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dari terapis atau konselor pernikahan jika merasa bahwa masalah yang dihadapi terlalu berat untuk diselesaikan sendiri. Terapi pernikahan bisa sangat efektif dalam membantu pasangan memperbaiki hubungan mereka.

5. Melakukan Aktivitas Bersama yang Menyenangkan

Meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama bisa membantu mempererat hubungan suami istri. Aktivitas ini tidak harus mahal atau mewah, yang penting adalah kebersamaan dan kualitas waktu yang dihabiskan bersama. Pasangan sebaiknya rutin melakukan kencan malam atau liburan singkat untuk menjaga kedekatan emosional.

Meskipun pernikahan bisa terasa menakutkan bagi sebagian orang, penting untuk diingat bahwa ketakutan ini bisa diatasi dengan pemahaman yang baik, komunikasi yang efektif, dan komitmen untuk bekerja sama sebagai pasangan.

Dengan usaha yang konsisten, pernikahan yang sehat dan bahagia bukanlah hal yang mustahil. Jika Anda atau pasangan merasa cemas tentang pernikahan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional atau berbicara dengan orang-orang yang Anda percaya.