Sisi News

Sisi News – Baru-baru ini pasukan Houthi yang berasal dari negara Yaman membuat heboh. Mereka menyerang Israel dengan beberapa rudal balistik untuk membantu dan membela Palestina.

Houthi dikenal sebagai grup militer yang memiliki kekuatan yang tidak dapat diprediksi oleh negara manapun. Persenjataan yang dimiliki Houthi juga tidak dapat diremehkan, hal itu dikarenakan Houthi memiliki alutsista lengkap.

Mulai dari senjata otomatis, rudal balistik, roket hingga tank untuk menggempur wilayah musuh. Selain itu, Houthi juga dikenal sebagai kelompok separatis yang tidak ‘pandang bulu’.

Apa itu Houthi Yaman?

Kelompok Houthi didirikan sekitar tahun 1990 oleh Hussein al-Houthi (1959-2004) di wilayah Utara Yaman, tepatnya daerah pegunungan Saada. Hussein merupakan mantan anggota parlemen negara Yaman.

Selama memimpin Houthi, Hussein menjadi oposisi negara Yaman yang dipimpin oleh Presiden Ali Abdullah Saleh. Hussein al-Houthi merepresentasikan dirinya dan Houthi sebagai kelompok yang menganut sekte Zaydi Syiah.

Dalam beberapa kesempatan, Hussein menyatakan perlawanan terhadap Amerika Serikat dan Yahudi.

“Kita bukan boneka Amerika Serikat, kita tidak akan tinggal diam jika Yahudi mengacak-acak negara-negara Muslim,” kata Hussein dalam konferensi pers Houthi.

Keadaan di negara Yaman sendiri masih diterpa sejumlah masalah. Mulai dari kemiskinan, kurangnya akses pendidikan, stunting hingga fasilitas kesehatan yang tidak memadai.

Pemerintah Yaman dikenal dekat dengan Arab Saudi dan beberapa sekutunya. Hal itu, salah satu yang ditentang kelompok Houthi.

Beberapa tahun belakangan, secara terang-terangan, Arab Saudi yang dipimpin MBS mencoba untuk ‘menghajar’ kelompok Houthi. Aksi pangeran mahkota Arab Saudi tersebut, memicu serangan Houthi pada tanggal 14 September 2019 ke fasilitas minyak milik Aramco.

Saat ini, Houthi masih terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah Yaman. Mereka terus melakukan penyerangan untuk ekspansi wilayah kekuasaannya.

Disamping itu, Houthi juga ingin memperlihatkan keberadaannya dengan menyerang Israel. Houthi menganggap negara-negara Islam tidak ada yang berani bersuara soal masalah Palestina dengan Israel.