Sisi News

Sisi News – Tuberkulosis atau yang sering disebut sebagai TBC menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia. Menurut data WHO pada tahun 2018, 10 juta orang di dunia terinfeksi penyakit TB dan diperkirakan 1,6 juta orang meninggal karenanya.

Bahkan Indonesia masih menjadi negara dengan kasus TBC terbanyak kedua di dunia setelah India. Data dari Kementerian Kesehatan tahun 2023 memperlihatkan kasus TBC di Indonesia mencapai 1,06 juta orang yang terinfeksi.

Dengan banyaknya kasus kematian akibat TBC, bukan berarti penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan. Dikutip Health First RS Pondok Indah, penyakit TBC dapat disembuhkan minimal selama 6 bulan secara berkesinambungan.

Pengobatan TBC harus sampai selesai dan tuntas, agar kekebalan tubuh dapat kembali seperti sediakala. Penderita TBC sangat dianjurkan untuk mendapatkan pengobatan dan pengawasan dari dokter spesialis paru dan pernapasan.

Saat ini, dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, pengobatan penyakit TBC dilakukan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Short-Course). Strategi DOTS dilakukan dengan pengawasan langsung dan jangka waktu yang relatif lebih pendek.

Perlu diingat, TBC adalah penyakit sistemik yang menyerang semua organ. Jadi, kuman atau bakteri TBC tidak hanya berkembang biak di sistem pernapasan (paru-paru).

Penyakit TBC sangat berhubungan erat dengan kebersihan dan kekebalan tubuh. Untuk itu, pencegahan dapat dilakukan mulai dari makan makanan yang bersih dan bergizi serta selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.